Thursday, September 30, 2010

Himpunan Hadith-Hadith

Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Nabi Muhammad SAW

 
Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Nabi Muhammad SAW

Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia. Nabi Muhammad SAW

Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian. Nabi Muhammad SAW

Kecintaan kepada Allah melingkupi hati, kecintaan ini membimbing hati dan bahkan merambah ke segala hal. Imam Al Ghazali

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar. Khalifah ‘Umar

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan wangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. Ibnu Mas’ud

 
Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. Khalifah ‘Ali

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. Ibnu Mas’ud

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. Khalifah ‘Ali



Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. Khalifah ‘Umar

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. Imam An Nawawi

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. Khalifah ‘Umar

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari. Bediuzzaman Said Nursi

Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa. Bediuzzaman Said Nursi  



Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg. Bediuzzaman Said Nursi

Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan. Bediuzzaman Said Nursi

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup. Bediuzzaman Said Nursi
 

“Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang.” (al-Hasyr: 20)

Tangis adalah basahan hidup,justeru:Hidup dimulakan dengan tangis, Dicela oleh tangis dan diakhiri dengan tangis. Manusia sentiasa dalam dua tangisan.

Sabda Rasulullah s.a.w. “Ada dua titisan yang ALLAH cintai, pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh kerana takutkan ALLAH.”

Nabi Muhammad bersabda lagi : “Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai daripada tasbih para wali.”

Oleh karena itu berhati-hatilah dalam tangisan, kerana ada tangisan yang akan mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia untuk selama-lamanya.

 
Seorang pendosa yang menangis kerana dosa adalah lebih baik daripada Abid yang berangan-angan tentang Syurga mana kelak ia akan bertakhta.

Nabi bersabda : “Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takbur.”

Ketawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan.

Ketawa seorang ulamak dunia hilang ilmu, hilang wibawanya.

Ketawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya.

Nabi Muhammad bersabda : “Jika kamu tahu apa yang aku

tahu nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa.”

Seorang Hukama pernah bersyair : “Aku hairan dan terperanjat,melihat orang ketawa kerana perkara-perkara yang akan menyusahkan,lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan.”

Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal,takut-takut tidak Diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sedar diri kosong daripada amalan.

Lupakah kita??

Nabi pernah bersabda : “Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa, akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis.”

Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai.

Kita menangis kalau Yang kita cita-citakan terabai.

Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka.

Namun,Allah s.a.w. telah berfirman :

” Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,pada hal ianya amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (AL BAQARAH : 216)

Bukankah Nabi pernah bersabda: “Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala.”

Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari.

Kerana engkau belum tahu, nasibmu dihizab kanan atau hizab kiri.

Di sana, lembaran sejarahmu dibuka satu persatu, menyemarakkan rasa malu berabad-abad lamanya bergantung kepada syafaat Rasulullah yang dikasihi Tuhan. Kenangilah, sungai-sungai yang mengalir itu banjiran air mata Nabi Adam yang menangis bertaubat, maka suburlah dan sejahteralah bumi kerana terangkatnya taubat.

Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata:

“Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orangitu.”

Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya :

“Kenapa engkau menangis?” “Aku tidak mempunyai anak lagi untuk saya kirimkan ke medan Perang,” jawabnya.

Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup,lalu berkata : “Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu.”

Ibnu Masud r.a.berkata : “Seorang yang mengerti al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur,dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan

tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti al Quran itu tenang,lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah.

Tanyailah orang-orang soleh mengapa dia tidak berhibur : “Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami,kubur di hadapan kami,kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH.”

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home